Observasi
A. PENGERTIAN
Istilah
observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”.
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat
fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi menjadi bagian dalam penelitian berbagai disiplin ilmu,
baik ilmu eksakta maupun ilmu-ilmu sosial, Observasi dapat berlangsung dalam
konteks laboratoriurn (experimental) maupun konteks alamiah.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengamatan tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.
B. TUJUAN OBSERVASI
Pada dasarnya observasi bertujuan
untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai
hal yang tidak relevan.
Observasi perlu dilakukan karena beberapa alasan,
yaitu:
1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang
tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat
tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak.
2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak
ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering
observasi menjadi metode pengukur utama.
3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara
peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi
yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan
memperlihatkan perilaku yang dibuat-buat bila merasa sedang diobservasi.
Tujuan observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya
adalah sebagai berikut :
1. Untuk keperluan asesmen awal dilakukan di luar
ruang konseling, misalnya: ruang tunggu, halaman, kelas, ruang bermain.
2. Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan klien. Dari
beberapa kali pertemuan psikolog akan mengetahui kemajuan yang dicapai klien.
3. Bagi anak-anak, untuk mengetahui perkembangan
anak-anak pada tahap tertentu.
4. Digunakan dalam memberi laporan pada orangtua,
guru, dokter, dan lain-lain.
5. Sebagai informasi status anak/remaja di sekolah
untuk keperluan bimbingan dan konseling.
C. TEKNIK OBSERVASI
Ada tiga jenis teknik pokok dalam observasi yang
masing-masing umumnya cocok untuk keadaan-keadaan tertentu, yaitu:
1. Observasi Partisipan Suatu observasi disebut observasi partisipan
jika orang yang rnengadakan observasi (observer) turut ambil bagian dalam
perikehidupan observer. Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan
orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki
satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa karena
pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat berkomunikasi secara
akrab dan leluasa dengan observer, sehingga memungkinkan untuk bertanya secara
lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang akan diteliti.
Beberapa persoalan pokok yang perlu mendapat
perhatian yang cukup dan seorang participant observer adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Persoalan tentang metode observasi sama sekali tidak
dapat dilepaskan dari scope dan tujuan penelitian yang hendak diselenggarakan.
Observer perlu memusatkan perhatiannya pada apa yang sudah diterangkan dalam
pedoman observasi (observation guide) dan tidak terlalu insidental dalam
observasi-observasinya.
b. Waktu dan Bentuk Pencatatan
Masalah kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan
adalah masalah yang penting dalam observasi partisipan. Sudah dapat dipastikan
bahwa pencatatan dengan segera terhadap kejadian-kejadian dalam situasi interaksi
merupakan hal yang terbaik. Pencatatan on the spot akan mencegah pemalsuan
ingatan karena terbatasnya ingatan. Jika pencatatan on the spot tidak dapat
dilakukan, sedangkan kelangsungan situasi cukup lama, maka perlu dijalankan
pencatatan dengan kata-kata kunci. Akan tetapi pencatatan semacam ini pun harus
dilakukan dengan cara-cara yang tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan
kecurigaan. Pencatatan dapat dilakukan, misalnya pada kertas-kertas kecil atau
pada kertas apa pun yang kelihatannya tidak berarti.
c. Intensi dan Ekstensi Partisipasi
Seacara garis besar, partisipasi tidaklah sama untuk
semua penelitian dengan observasi partisipan ini. Peneliti dapat mengambil
partisipasi hanya pada beberapa kegiatan sosial (partial participation), dan
dapat juga pada semua kegiatan(full particiration). Dan, dalam tiap kegiatan
itu penyelidik dapat turut serta sedalam-dalamnya (intensive participation)
atau secara minimal (surface participation). Hal ini tergantung kepada situasi.
Dalam observasi partisipan, observer berperan ganda
yaitu sebagai pengamat sekaligus menjadi bagian dan yang diamati. Sedangkan
dalam observasi nonpartisipan, observer hanya memerankan diri sebagai pengamat.
Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret,
mempelajari, dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Observasi
nonpartisipan dapat bersifat tertutup, dalam arti tidak diketahui oleh subjek
yang diteliti, ataupun terbuka yakni diketahui oleb subjek yang diteliti.
2. Observasi Sistematik
Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.
Observasi sistematik biasa disebut juga observasi berkerangka atau structured observation. Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktor-faktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciri-ciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategori-kategori itu.
a. Materi Observasi
Isi dan luas situasi yang akan diobservasi dalarn
observasi sistematik umumnya lebih terbatas. Sebagai alat untuk penelitian
desicriptif, peneliti berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus.
Wilayah atau scope observasinya sendiri dibatasi dengan tegas sesuai dengan
tujuan dan penelitian, bukan situasi kehidupan masyarakat seperti pada
observasi partisipan yang umumnya digunakan dalam penelitian eksploratif. Perumusan-perurnusan
masalah yang hendak diselidikipun sudah dikhususkan, misalnya hubungan antara
pengikut, kerjasama dan persaingan, prestasi be1aar, dan sebagainya. Dengan
begitu kebebasan untuk memilih apa yang diselidiki sangat terbatas. Ini
dijadikan ciri yang membedakan observasi sistematik dan observasi partisipan.
b. Cara-Cara Pencatatan
Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan secara
teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau reaksi yang dapat dicatat
secara teliti pula. Ketelitian yang tinggi pada prosedur observasi inilah yang
memberikan kemungkinan pada penyelidik untuk mengadakan “kuantifikasi” terhadap
hasil-hasil penyelidikannya. Jenis-jenis gejala atau tingkah laku tertentu yang
timbul dapat dihitung dan ditabulasikan. Ini nanti akan sangat memudahkan
pekerjaan analisis hasil.
3. Observasi Eksperimental
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup
alamiah/natural ataupun dalam lingkup experimental. Dalam observasi alamiah
observer rnengamati kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa dan
perilaku-perilaku observe dalam lingkup natural, yaitu kejadian, peristiwa,
atau perilaku murni tanpa adanya usaha untuk menguntrol. Observasi
eksperimental dipandang sebagai cara penyelidikan yang relatif murni, untuk
menyeidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap tingkah laku manusia.
Sebab faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkah laku observee telah
dikontrol secermat-cermatnya, sehingga tinggal satu-dua
faktor untuk diamati bagaimana pengaruhnya terhadap dimensi-dimensi
tertentu terhadap tingkah laku.
Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :
• Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi.
• Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.
Ciri-ciri penting dan observasi eksperimental adalah sebagai berikut :
• Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observee.
• Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenannya dan observasi.
• Observer, atau alat pencatat, membuat catatan-catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata.
Observasi
merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104).
Pada dasarnya teknik
observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena–fenomena
social yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas
penilaian tersebut, bagi pelaksana observaser untuk melihat obyek moment
tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak
diperlukan. (Margono, 2007:159).
Pengertian
dan Ruang lingkup Riset Pemasaran
Menurut
American Marketing Association, riset pemasaran adalah
fungsi yang menghubungkan konsumen, pelanggan dan masyarakat untuk pemasar
melalui informasi-informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
menentukan peluang serta masalah pemasaran, menghasilkan, menyempurnakan, dan
mengevaluasi tindakan pemasaran, memonitor kinerja pemasaran, dan meningkatkan
pemahaman pemasaran sebagai suatu proses.
Riset
pemasaran adalah analisis masalah sistematis,
bangunan model dan pencarian fakta untuk tujuan pengambilan keputusan penting
dan kontrol dalam pemasaran barang dan jasa.
Riset
pemasaran adalah program yang terencana,
proses yang sistematis yang menyiratkan bahwa perlu perencanaan di semua
tahapan. Riset pemasaran menggunakan metode ilmiah, proses yang obyektif
karena upaya untuk memberikan informasi otentik akurat. Riset pemasaran
kadang-kadang didefinisikan sebagai penerapan metode ilmiah dalam pemecahan
masalah pemasaran.
Riset
pemasaran berperan penting dalam
mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan
baik. Tugas utama riset pemasaran adalah pengumpulan sistematis dan
analisis informasi.
Riset
pemasaran sangat penting untuk perencanan
pasar setrategis dan pengambilan keputusan. Membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi peluang dan kendala, dalam mengembangkan dan menerapkan
strategi pasar, dan dalam mengevaluasi efektivitas rencana pemasaran.
Riset
pemasaran adalah kegiatan yang berkembang dan
banyak digunakan, sebagai penjual anda perlu tahu banyak tentang konsumen ahir
dari produk anda, konsumen terahir disini adalah user. Anda harus tahu siapa
konsumen anda, dan karakteristik dari konsumen anda, apabila anda tidak bisa
memahami calon konsumen anda bisa jadi barang anda tidak laku dipasaran.
Riset
pemasaran mencakup berbagai prinsip yang
penting untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi manajer. Prinsip-prinsip
ini berhubungan dengan ketepatan waktu dan pentingnya data, pentingnya
menentukan tujuan, hati-hati dan jelas, serta harus menghindari membuat penelitian
guna mendukung keputusan yang sudah dibuat.
Kegunaan
riset pemasaran bagi :
1.
Produsen
a.
Untuk mengetahui potensi tentang produknya.
b.
Menciptakan produk baru.
c.
Untuk mengetahui merek-merek yang ikut bersaing dalam produk sejenis.
d.
Untuk mengetahui harga, kualitas dari produk sejenis.
e.
Untuk mengetahui struktur pasar dan strategi pemasaran produk, dan lain
sebagainya.
2.
Pemerintah
a.
Penentuan poduk nasional bruto, Indek harga dan pendapatan perkapita.
b.
Tingkat pengeluaran dan penganggaran.
c.
Menetapkan kebijakan ekonomi pemerintahan.
d.
Operasional dan perencanaan bisnis dan industri.
3.
Agen riset pemasaran
Riset
pemasaran sedang digunakan secara luas oleh
para profesional untuk membantu melakukan berbagai penelitian dalam riset
pemasaran. lembaga riset pemasaran yang menonjol sebagai berikut:
a.
Linta India Ltd
b.
British Market Research Bureau (BMRB)
c.
Hindustan Thompson Associate Ltd
e.
MARG
4.
Manajer
digunakan
untuk mengambil keputusan dan setrategi yang diharapkan akan berguna dan
membantu dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.